Tag Archives: Jakarta

Reuni ( Pamer ? ) Akbar

Reuni ? Akbar pula ?

Pasti terbayang dibenak kalian “gilee nih anak udah umur berapa sampai ikutan reuni akbar segala ?”

Jadi begini, beberapa bulan yang lalu salah satu tenant di tempat saya bekerja mengadakan reuni akbar dan perusahaan saya menjadi sponsornya. Nah, karena menjadi sponsor maka kami pun mendapatkan 2 buah undangan VIP yang sebetulnya diberikan kepada Direktur Utama dan General Manager. Berhubung Direktur Utama sibuk dan General Manager sok-sibuk maka saya yang ditawarin untuk menghadiri reuni tersebut bersama dengan Assistant Building Manager bernama Ibu Widia.

Berikut breakdown acaranya yang tertera di undangan :

Breakdown Acara

Breakdown Acara Reuni

Dengan niat jahat agar bisa meninggalkan kantor lebih awal plus bisa makan gratis dan enak di Kempinski sekaligus akses ke kampus masih simpang-siur ( saya masih menempuh kuliah s2, lebih detail bisa dilihat disini ) antara banjir atau tidak, maka dengan bijaksana saya pun meng-iyakan-nya. 😀

Pada hari H, yang semula direncanakan akan berangkat pada pukul 15.00 ternyata terpaksa diundur hingga jam 16.45 karena masalah kerjaan dadakan. Saya dan Bu Widia tiba pukul 17.15 untungnya tidak macet. Kami pun langsung menuju ke lokasi.

Sesampainya disana, meja – meja telah diatur sedemikan rupa sehingga ditengah-tengah meja diberikan nomor penanda tahun angkatan. Mungkin supaya opa / oma yang sudah lupa dengan teman sejawatnya tidak perlu repot lagi mencari-cari teman seangkatannya. Kita berdua pun duduk ngasal dimeja bertuliskan angka “66”. Sempat juga kita dilihat secara sinis oleh panitia acara karena wajah kita yang jelas-jelas jauh dari angkatan 66 ( satu orang ibu-ibu berusia 40-an dan satu orang pria tampan berusia 17-an hehehe ).

Meja

Susunan Meja Reuni

Sekitar pukul 19.00 acara pun dimulai, karena ini reuni SMA Kristen maka pembukaan dibuka oleh seorang pendeta. Berhubung ini acara reuni yang peserta nya berusia hampir setengah baya keatas ( baca : tua ) maka saya memprediksikan kalau acara pembukaan dan sambutan-sambutan tidak akan lama. Ternyata prediksi saya keliru, sambutan panitia nya ala pidato-pidato calon DPR mencari simpatisan dan anggota parpol, ngalor ngidul ngga jelas. Dimana perut sudah keroncongan berat karena view dari tempat duduk yaitu stand Paulaner Brauhaus. Sosis nya sudah memanggil-manggil diriku sedari tadi. Sialan kau sosis.

Setelah menahan lapar sampai pukul 19.30, akhirnya tibalah disaat yang ditunggu-tunggu. Santap ria ! Mati kau Sosis ! Huahahaha ! *devil’s smirk*  Kami pun dengan berandalan nan beringas beranjak dari tempat duduk ke stand-stand terdekat untuk mencicipi hidangan. Hidangan yang saya cicipin saat itu mulai dari Paulaner’s Sausage, Salmon d’Coute hingga masakan Indonesia ( ayam goreng, ampela, soto, tahu, tempe dan lain-lain ).

Kami makan sambil diiringi ocehan ngga jelas acara reuni yang terus berlanjut. Hadirin yang datang hampir semuanya sesepuh yang datang bersama pasangan maupun ditemani oleh anak / cucu nya. Menurut saya, ajang reuni sekaligus juga dijadikan sebagai ajang pamer kekayaan hasil dari kerja keras mereka selama berpuluh-puluh tahun silam. Tak sedikit yang mengenakan gaun heboh berhiaskan permata maupun accesorres-accesories berlian yang melekat di tangan pemiliknya.

Pikiran saya pun terlintas kembali ke angka “66” yang terpampang tepat di meja. Angkatan “66” ternyata hanya sedikit yang hadir, entah memang banyak yang berhalangan, sedang berada diluar negeri, memiliki kenangan buruk semasa sekolah dahulu, atau mungkin juga banyak yang tidak tahu menahu informasi adanya reuni tersebut atau bahkan malu karena menyandang rekor “paling banyak ditolak cewek” satu sekolah silam.

Terlintas di pikiran mungkin mereka tidak hadir bukan karena berhalangan, bukan karena sedang berada diluar negeri, bukan karena punya kenangan buruk semasa sekolah dahulu, bukan karena tidak tahu informasi reuni, ataupun bukan karena malu menyandang rekor “paling banyak ditolak cewek” satu sekolah silam. Namun tidak hadir karena mereka minder, mungkin karena “kurang sukses”, tidak pede dengan raihan atau “kurang puas” dengan pencapaian selama ini.

Pikiran melintas lebih jauh,

” Apa jadinya Frengky 30 tahun mendatang ? Apakah masih hidup dengan sehat ? Dimanakah akan bermukim kelak ? Kegiatan apa yang dilakukan untuk mengisi hari-hari tua ? Kelak dengan siapa menghadiri acara reuni seperti ini ? “

Ya. Pikiran melayang terlalu jauh.

Pertanyaan tersebut melebur dengan suasana reuni sekarang dan menghasilkan satu cambukan motivasi untuk diri sendiri.

Yaitu agar kelak bisa menghadiri dan menyapa teman-teman dan kenalan di masa lalu dengan bangga. Tidaklah penting menghadiri dengan dilengkapi accesories-accesories permata mahal yang melingkar di lengan, cukup jari – jemari istri tercinta yang terlingkar di lengan, yang selalu mendampingi kemana pun saya pergi. Poin yang terpenting adalah untuk hidup dengan bahagia tanpa penyesalan akibat perbuatan-perbuatan di masa lalu ( atau masa sekarang untuk aku saat ini ).

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20.40. Kami pun harus segera pulang karena Bu Widia harus mengejar kereta karena beliau tinggal di Bojong ( dekat Bogor ) dan saya pun harus menjemput teman di daerah Grogol.

IMG_3014

Selfie di toilet Kempinski 🙂

Kejarlah Cita-Cita mu Setinggi Langit!

Tidak terasa 3 semester telah berlalu, tesis sudah selesai disusun, menyongsong sidang tesis besok Senin tanggal 27 Juli 2015.

Sebentar lagi akan meninggalkan kampus tercinta Untar yang biasanya rutin disambangin setiap hari sepulang kantor. Jadi teringat dimana awal-awal masuk kuliah tidak ada teman satu pun, mulai mengenal satu persatu teman, mati gaya saat menunggu perkuliahan dimulai, mengerjakan tugas kelompok bersama-sama, outbound ke gunung Halimun, ruwet-ruwetnya mengerjakan tesis, berdebarnya saat-saat menunggu giliran presentasi seminar tesis, dan masih banyak lagi.

S1 saya ditempuh di Semarang ( kota kelahiran ) di Universitas Katolik Soegijapranata jurusan Computer Science, atau detailnya bisa dilihat disini. Sedangkan S2 saya mengambil jurusan Magister Management konsentrasi Strategic kelas weekdays di Universitas Tarumanagara Jakarta karena tuntutan profesi dan prospek pekerjaan kedepannya ( dulu saya di IT Dept., namun sekarang ketambahan memegang Purchasing Dept. juga ). Untuk sekarang, saya masih belum tahu apakah nantinya akan melanjutkan sekolah S3 atau mengikuti kursus-kursus khusus seperti CISCO, Mikrotik dkk. Kejarlah cita-cita mu setinggi langit ! Dan pendidikan lah yang akan membantu mendekatkannya. 🙂

3 semester meskipun singkat, namun sudah banyak memberikan kenangan, pengalaman dan ilmu yang tidak bisa dibilang sedikit. Banyak mendapat teman baru yang gokil, funky hingga yang gila-gilaan, miss you already, guys 😦 .

Semua pertemuan pasti ada perpisahan, semua kembali lagi bagaimana kita melihatnya dan menyikapinya. Seperti buku yang baru-baru ini saya baca diforum sebelah yaitu The Power of Now ” by Eckhart Tolle. Dalam bukunya, dijelaskan bagaimana “kuat” nya pengaruh dan dampak akan kekuatan waktu saat ini, apa yang kita lakukan, pikirkan dan rasakan sekarang. Beberapa point yang saya suka dan sangat inspirational yaitu :the-power-of-now-2

  1. You are not your mind, be aware of your thinking. Being must be felt, it can’t be thought.
  2. There is no past, there is no future, only the present moment. Problems are created because we are stuck in the past or in the future.
  3. Be aware of the difference between your “life” and “life situation”.
  4. Be aware of your Pain-Body.
  5. Take care of the inside.
  6. Drop the negativity.
  7. Pay attention and surrender to the Now.

Point 2 is my favorite. 🙂

Biasanya masalah muncul karena kita yang membuatnya. Situasi kondisi yang terjadi disekitar kita entah itu baik ataupun buruk bersifat netral. Kita lah pemeran utama yang menjadikan situasi tersebut sebagai masalah atau tidak.

And for being now, I must concentrate for my thesis defense !

To become Frengky Gunawan S.Kom MM

IMG_1019